Minggu, 31 Agustus 2025
Kamis, 28 Agustus 2025
Kamis, 21 Agustus 2025
Rabu, 20 Agustus 2025
FGD Non Formal - SKB Surabaya
LAPORAN PROGRAM
Pengembangan Jalur Pembelajaran Alternatif untuk Anak Tidak Sekolah (OOSC) yang Responsif Gender dan Inklusif Disabilitas
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, gender, maupun kondisi fisik. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah anak dan remaja yang tidak dapat mengakses pendidikan formal, baik karena faktor ekonomi, sosial, geografis, maupun keterbatasan fisik. Kelompok ini sering dikenal sebagai Out of School Children (OOSC).
Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan jalur pembelajaran alternatif yang fleksibel, responsif gender, serta inklusif terhadap penyandang disabilitas. Program ini bertujuan untuk menciptakan ruang belajar yang memungkinkan OOSC mengembangkan keterampilan abad ke-21, keterampilan digital dasar, dan kewirausahaan melalui jalur pendidikan nonformal.
Selain itu, program ini juga berfokus pada peningkatan kapasitas pemerintah provinsi agar mampu memperkuat mekanisme penyampaian pembelajaran keterampilan remaja secara berkelanjutan.
2. Latar Belakang
Berdasarkan data pendidikan nasional, jumlah anak yang tidak bersekolah masih cukup signifikan, dengan sebagian besar berasal dari kelompok rentan, seperti anak perempuan, penyandang disabilitas, serta mereka yang berada di daerah terpencil.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:
-
Aksesibilitas rendah terhadap pendidikan formal.
-
Keterbatasan kurikulum nonformal yang mampu mengakomodasi keterampilan digital dan kewirausahaan.
-
Minimnya kapasitas pemerintah daerah dalam memperkuat layanan pendidikan nonformal yang inklusif.
-
Kesenjangan gender dalam partisipasi dan capaian pendidikan.
Melalui program ini, pemerintah provinsi berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan jalur pembelajaran alternatif yang dapat direplikasi di berbagai wilayah.
3. Tujuan Program
Program ini memiliki tiga tujuan utama:
-
Menyediakan jalur pembelajaran alternatif yang responsif gender dan inklusif disabilitas bagi OOSC.
-
Meningkatkan kapasitas pemerintah provinsi dalam memperkuat mekanisme penyampaian pembelajaran keterampilan remaja.
-
Mengintegrasikan keterampilan abad ke-21, keterampilan digital dasar, dan kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan nonformal.
4. Jalur Pembelajaran Alternatif untuk OOSC
Jalur pembelajaran alternatif yang dirancang mencakup pendekatan sebagai berikut:
-
Model Kelas Fleksibel
-
Pembelajaran berbasis kelompok kecil di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) atau balai desa.
-
Jadwal fleksibel sesuai kebutuhan anak yang bekerja atau memiliki keterbatasan waktu.
-
-
Kurikulum Responsif Gender dan Inklusif Disabilitas
-
Materi pembelajaran disusun dengan memperhatikan peran gender yang adil.
-
Fasilitas dan metode pembelajaran disesuaikan agar ramah bagi penyandang disabilitas (misalnya penggunaan media audio, braille, dan sign language).
-
-
Integrasi Keterampilan Abad ke-21 dan Digital Skills
-
Pembelajaran kolaboratif, berpikir kritis, dan komunikasi efektif.
-
Modul keterampilan digital dasar, seperti literasi digital, penggunaan perangkat lunak perkantoran, keamanan digital, dan kewirausahaan digital.
-
-
Pembelajaran Berbasis Proyek Kewirausahaan
-
Anak-anak diberi kesempatan untuk mengembangkan ide usaha kecil, menggunakan teknologi sederhana.
-
Hasil proyek dipresentasikan sebagai bentuk evaluasi pembelajaran.
-
5. Rencana Aksi Pemerintah Provinsi
Pemerintah provinsi berkomitmen memperkuat pembelajaran keterampilan remaja dengan langkah-langkah strategis:
-
Penyusunan Regulasi dan Pedoman
-
Merancang kebijakan daerah untuk integrasi keterampilan digital dan kewirausahaan dalam kurikulum nonformal.
-
Menetapkan standar modul pembelajaran responsif gender dan inklusif disabilitas.
-
-
Pengembangan Modul Pembelajaran
-
Menyusun modul digital skills dasar berbasis kurikulum pendidikan nonformal.
-
Melibatkan pakar pendidikan inklusif, praktisi teknologi, dan perwakilan anak (termasuk perempuan dan penyandang disabilitas) dalam perumusan modul.
-
-
Peningkatan Kapasitas SDM
-
Pelatihan fasilitator pendidikan nonformal mengenai metode pembelajaran inklusif.
-
Workshop literasi digital untuk tutor, relawan, dan tenaga pendidik nonformal.
-
-
Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan
-
Melibatkan lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan dunia usaha dalam mendukung akses teknologi dan sarana pembelajaran.
-
Menjalin kemitraan dengan organisasi penyandang disabilitas untuk memastikan aksesibilitas.
-
-
Monitoring dan Evaluasi
-
Menetapkan indikator capaian berbasis angka, seperti jumlah anak OOSC yang terlibat, persentase kepuasan peserta, dan jumlah modul yang digunakan.
-
Membuat laporan kinerja tahunan untuk evaluasi dan replikasi model.
-
6. Indikator Kinerja
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur capaian program antara lain:
-
Jumlah anak OOSC yang terlibat:
-
Target: 500 anak (250 perempuan, 250 laki-laki).
-
-
Persentase peserta yang memberikan umpan balik positif:
-
Target: 80% peserta merasa puas dengan metode dan konten program.
-
-
Jumlah modul pembelajaran digital dasar yang dikembangkan:
-
Target: 3 modul utama (Literasi Digital, Keterampilan Digital Dasar, Kewirausahaan Digital).
-
-
Jumlah pemangku kepentingan sub-nasional yang terlibat dalam rencana aksi:
-
Target: 10 lembaga pemerintah daerah dan mitra non-pemerintah.
-
7. Penutup
Program ini diharapkan mampu menjadi model jalur pembelajaran alternatif yang efektif, responsif gender, dan inklusif disabilitas untuk menjangkau OOSC. Dengan dukungan pemerintah provinsi, pemangku kepentingan, dan masyarakat, program ini tidak hanya membuka akses pendidikan, tetapi juga membekali anak-anak dengan keterampilan yang relevan dengan tuntutan abad ke-21.
Upaya ini sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada bidang pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan pengurangan ketidaksetaraan.
Selasa, 12 Agustus 2025
FGD 2 - Panduan Profil Belajar Siswa
Referensi
- https://drive.google.com/drive/folders/1qKdpK7tsap4a0sk23YivfL3AGfl1LPaK?usp=drive_link
- https://widyawicara.com/implementasi-teknologi-asistif-pada-sekolah-inklusi/
- https://media.neliti.com/media/publications/562500-identifikasi-penggunaan-teknologi-asisti-78a030be.pdf
- https://bantuan.simpkb.id/books/simpkb-pbs-asesor/simpkb-pbs-asesor.pdf
- https://paudpedia.kemendikdasmen.go.id/
- https://kurikulum.kemdikbud.go.id/rujukan
- https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1741963991_manage_file.pdf
- https://drive.google.com/drive/folders/1Jbaw41da_0hJyfv2Ux5O3o6WphXvd2Er?usp=drive_link
- https://drive.google.com/file/d/14Pmf-kP0J7GL5_o-EcQhPpNbZ0B3VGN5/view?usp=drive_link
Senin, 11 Agustus 2025
FGD - Review dan Pemutakhiran Materi Keterampilan Digital
Panduan Digital Skills untuk Dissabilitas 2025
Link Website Panduan
https://www.itsdigitalskill.net/
Resume
Rancangan Modul Digital Skills
- Modul sekolah adalah proyek internet of things yang lebih ke arah projektif, seperti smart home dan cuci tangan otomatis.
- Materi berisi aktivitas, tujuan, dan hasil yang diinginkan, dengan evaluasi dari dinas pendidikan dan masukan dari tim ITS.
- Pelatihan mencakup literasi digital, project bisnis, dan generative AI, dengan fokus pada keamanan, undang-undang IT, dan dampak hoax.
Umpan Balik dan Pengembangan Materi
- Sekolah memberikan umpan balik tentang jam pelatihan yang dibutuhkan untuk literasi digital dan generative AI.
- Aplikasi website, konten digital, dan generative AI menjadi fokus utama, sementara digital marketing lebih ke arah praktek jualan.
- Kendala pada IOT dan mobile adalah instruktur dan basic elektro, sehingga dibuat video tutorial instalasi IOT dan smart home.
Saran untuk Generative AI dan Konten Digital
- Perlu ditambahkan sub bab tentang kritis dengan AI, yang menyampaikan bahwa AI bisa salah dan bagaimana siswa bersikap kritis.
- Untuk konten digital, perlu ditambahkan dasar-dasar konten digital yang menarik, seperti struktur dan gambar yang eye catching.
- Untuk website, perlu ditambahkan dasar-dasar utama web seperti HTML css, dan untuk coding perlu ditambahkan dasar logika.
Desain Sistem dan Implementasi
- Perlu dikenalkan terkait desain sistem, alat-alat yang dibutuhkan, dan bagaimana menyusunnya dengan implementasi program.
- Perlu tau spesifikasi alat-alat dan hardware yang digunakan, tidak hanya sekedar merakit.
- Perlu tau alur kerja sistem, misalnya protein IOT atau aplikasi pembantu, dengan gambaran sederhana menggunakan voucher.
Distribusi Konten Modul
- Perlu ada distribusi untuk bagian dalam menjadi materi yang lancar dan memilah mana yang esensial.
- Digital skills lebih fokus pada AI, dan ada distribusi konten untuk memilah mana yang gameplay for dan suplemen.
- Twenty century skill dilanjutkan dengan digital skill dan ditutup dengan entrepreneurship, atau digital skill dan green skill menjadi opsi modular tematik.
Alur dan Opsi Solusi
- Fokus pada terminal century skill, kemudian masuk ke digital skill, dan opsi solusinya adalah mobile application, website, atau IOT.
- Modul 6, 9, dan 10 bisa menjadi modul supplementary atau opsional, disesuaikan dengan kebutuhan solusi anak-anak.
- Digital marketing masuk ke bagian terakhir modul kewirausahaan, dan ditutup dengan pitching di modul terakhir.
Prioritas dan Esensial Modul
- Materi harus bisa mengisi gap-gap yang ada dan melatih berpikir logika, dengan etika dan kesadaran di digital etika AI generative.
- Pembuatan konten digital banyak tutorialnya di youtube, namun website dan lain sebagainya harus ada juga.
- Diharapkan modul bisa menjadi inspirasi atau referensi kementerian, dan dilihat dari sudut pandang dinas pendidikan provinsi.
Link Referensi
- https://kurikulum.kemdikbud.go.id/koding-ka
- https://kodingka.kemendikdasmen.go.id/pembelajaran/
- https://bbpmpjateng.kemendikdasmen.go.id/koding-dan-kecerdasan-artifisial-masuk-kurikulum-menyiapkan-generasi-melek-teknologi/
- https://gurudikdas.dikdasmen.go.id/news/pembelajaran-koding-dan-kecerdasan-artifisial-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah
- https://kodingka.kemendikdasmen.go.id/tentang/
- https://rumah.pendidikan.go.id/
DissABILITAS
Minggu, 10 Agustus 2025
Aku Bukan Sekadar Perempuan: Kisah Seorang Remaja Perempuan yang Menemukan Kekuatan Lewat Teknologi
Aku Bukan Sekadar Perempuan: Kisah Seorang Remaja Perempuan yang Menemukan Kekuatan Lewat Teknologi
Program Skills4Girls menginspirasi lebih dari 3.000 remaja perempuan dan laki-laki di Jawa Timur untuk menciptakan solusi atas permasalahan dunia nyata.
“Kita kan perempuan—kenapa pilih teknologi?” tanya teman Nikmah dengan nada penasaran. Ia terkejut melihat keputusan Nikmah memilih topik teknologi, alih-alih pilihan topik yang lebih umum untuk remaja perempuan seperti tata boga atau menjahit. Pertanyaan itu tidak membuat Nikmah mundur. Sebaliknya, justru menyalakan semangat di dalam dirinya. "Aku merasa terdorong. Meskipun aku perempuan, aku ingin terus belajar tentang teknologi digital. Aku juga bisa!" kata Nikmah pada dirinya sendiri.
Nikmah berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga sekaligus pengasuh yang juga kerap membantu masyarakat sekitar. perjalanan Nikmah di dunia teknologi dimulai tanpa pengalaman sama sekali. Namun, ia sadar bahwa keterampilan digital bisa membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik, dan itulah mengapa ia bergabung dengan program Skills4Girls, sebuah inisiatif untuk membekali remaja perempuan dengan keterampilan digital yang telah diterapkan di sekolah Nikmah di Provinsi Jawa Timur.
Setiap tahun, program ini menjangkau remaja, terutama remaja perempuan seperti Nikmah dan teman-temannya, yang berasal dari latar belakang rentan. Program ini membantu menjembatani kesenjangan antara keterampilan yang dibutuhkan remaja perempuan dengan tuntutan dunia kerja di abad ke-21.
Mengikuti program ini membuat saya percaya bahwa saya juga bisa seperti teman-teman saya yang paham teknologi. Tapi saya harus belajar secara perlahan,” kenangnya saat pertama kali mengenal teknologi. “Dalam dunia teknologi, saya percaya bahwa berpikir kritis adalah kunci untuk mencapai hasil yang kita butuhkan,” ujarnya, menekankan pentingnya melakukan sesuatu yang ia cintai.
Program Skills4Girls ini telah dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia sejak tahun 2022. Di Provinsi Jawa Timur, melalui kemitraan dengan pemerintah provinsi, program ini menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib yang diterapkan di sekolah menengah atas formal maupun nonformal, untuk mendukung remaja dengan hambatan finansial dalam memperoleh keterampilan yang dibutuhkan sebelum memasuki dunia kerja.
Melalui program Skills4Girls, para pelajar, terutama remaja perempuan dari latar belakang kurang beruntung, belajar untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan pribadi dan komunitas mereka. Para remaja perempuan mengembangkan keterampilan-keterampilan penting seperti literasi digital, kreativitas, pemecahan masalah, dan kewirausahaan dan berusaha memecahkan isu-isu yang memengaruhi kehidupan mereka secara pribadi dan juga masyarakat sekitar.
Para ahli industri di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM), banyak di antaranya adalah perempuan, berperan sebagai panutan dan sosok inspiratif bagi peserta program Skills4Girls, menginspirasi remaja perempuan dan menunjukkan bahwa karier di bidang STEM bukan hanya untuk laki-laki, tetapi bahwa perempuan juga memiliki tempat di dunia teknologi. Pendekatan ini sejalan dengan temuan studi UNICEF kawasan Asia Timur dan Pasifik mengenai Dukungan Transisi Karier STEM bagi Perempuan di ASEAN, yang menyoroti Indonesia, menyatakan bahwa norma sosial dapat membatasi pilihan karier perempuan serta menurunkan rasa percaya diri mereka dalam mengejar keterampilan tinggi atau profesi di bidang non-tradisional seperti STEM. Oleh karena itu, kehadiran mentor ahli, khususnya perempuan muda di sektor ini, dapat menjadi katalis atau penggerak yang membimbing remaja perempuan dalam merancang jalur karir dan memasuki dunia kerja.
Nikmah, bersama remaja perempuan lainnya, mengikuti pelatihan intensif selama beberapa bulan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah untuk mengembangkan kemampuan digital dan kewirausahaan sebagai bagian dari partisipasi mereka dalam program Skills4Girls. Selain pelatihan keterampilan digital untuk merancang prototipe ide solusi mereka dan pengembangan rencana bisnis untuk mengembangkan solusi tersebut, para remaja perempuan juga mendapatkan manfaat dari kegiatan pendampingan (mentoring) guna mempersiapkan mereka bertransisi ke dunia kerja.
Hasilnya, Nikmah kini memiliki pengetahuan, semangat, dan keterampilan yang membawanya menciptakan sebuah aplikasi bernama Peluk Kamu. “Aplikasi ini adalah solusi untuk membantu remaja lain seperti saya menemukan ruang aman untuk berbagi cerita, mencurahkan isi hati tentang masalah yang mereka hadapi,” jelas Nikmah. Aplikasi ini juga memiliki fitur yang memungkinkan pengguna mengakses konseling profesional dan mempelajari lebih lanjut mengenai kesehatan jiwa.
Kesuksesan Nikmah tidak terjadi dalam semalam. Perjalanan itu tumbuh berkat bimbingan mentornya, Atik Roisanah, seorang pelatih keterampilan digital di sekolah tempat Nikmah belajar. “Dia anak yang introvert, tapi rasa ingin tahunya besar,” kenang Atik saat pertama kali bertemu Nikmah ketika mencari siswa-siswi yang memiliki potensi di bidang keterampilan digital di sekolahnya. Atik terkejut saat mengetahui bahwa di balik sikap pendiam Nikmah tersimpan semangat besar. “Saya ingat ketika saya mengajukan satu ide, dia justru kembali dengan solusi yang lebih matang dari saya. Dia punya semangat, dan siap melangkah ke depan,” tambahnya.
Asmaul, kepala sekolah Nikmah, turut merasakan kebanggaan ini dan yakin bahwa perjalanan Nikmah akan menginspirasi banyak orang. “Anak perempuan harus mengenal teknologi sejak dini. Mereka harus belajar menggunakannya secara bijak dan aman,” ujarnya.
Sebelum mengikuti program tersebut, Nikmah tidak pernah mempertimbangkan untuk melanjutkan kuliah karena ia merasa hal tersebut adalah hal yang mustahil: “Situasi keuangan keluarga saya tidak memungkinkan kami membayar biaya kuliah,” ungkapnya. Namun, partisipasinya dalam program Skills4Girls memberinya semangat baru untuk mencari cara mengatasi hambatan tersebut, demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perjalanan Nikmah merupakan contoh nyata betapa keterampilan digital dapat mengubah kehidupan remaja, terutama remaja perempuan. Berdasarkan studi Women in STEM in the Asia Pacific yang dirilis UNDP pada tahun 2024, di Indonesia, hanya 25 persen lulusan pendidikan tinggi di bidang teknik yang merupakan perempuan, dan hanya 35 persen lulusan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah perempuan. Banyak anak dan remaja perempuan seperti Nikmah, terutama dari daerah terpencil atau termarjinalkan, tidak memiliki akses terhadap pendidikan dan peluang kerja berkualitas di bidang STEM dan digital. Hal ini berdampak pada rendahnya partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja, terutama dalam sektor ekonomi dengan penghasilan tinggi, serta kesenjangan upah yang signifikan bagi perempuan dibandingkan laki-laki.
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, program ini telah menjangkau lebih dari 100.000 remaja perempuan dan laki-laki melalui sekolah-sekolah di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur dengan dukungan dari Clé de Peau Beauté. Program ini menyediakan pendekatan inovatif dalam pengembangan keterampilan bagi remaja, yang sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia dalam memperkenalkan bidang STEM dan mempersiapkan siswa untuk kehidupan kerja setelah menempuh pendidikan formal.
Dr. Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai pendukung kuat pembelajaran STEM bagi perempuan, meyakini bahwa gender tidak boleh menjadi penghalang dalam pendidikan maupun dalam mewujudkan mimpi anak perempuan. “Teknologi tidak melihat gender. Ia adalah bagian dari kehidupan. Semua orang menggunakan teknologi, dan semua orang harus memahaminya karena perannya dalam kehidupan sehari-hari. Laki-laki dan perempuan setara—ketika mereka menguasai teknologi, mereka dapat memahami apa pun, termasuk pengembangan diri mereka sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Nikmah baru saja memulai perjalanannya dan memiliki pesan kuat bagi para remaja perempuan lain yang ingin sukses di bidang teknologi. “Harapan saya, semakin banyak anak perempuan yang menjadi lebih berani mencoba hal-hal baru, seperti teknologi dan sains. Perempuan dan laki-laki sama-sama mampu mempelajari teknologi. Kita memiliki hak yang sama untuk belajar teknologi dan sains,” ujar Nikmah.
Referensi
https://www.unicef.org/eap/media/14556/file/Girls%20and%20STEM.pdf
Rabu, 06 Agustus 2025
Infografis Digital Skills 2025
Senin, 04 Agustus 2025
Jumat, 01 Agustus 2025
Panduan Digital Skills untuk Siswa Dissabilitas
Pendahuluan
Kata Pengantar
Tujuan Pembelajaran Digital Skills untuk Siswa Disabilitas
Prinsip Desain Inklusif dalam Pengajaran Teknologi
Panduan Menggunakan Buku Ini (untuk Guru dan Siswa)
Bab 1: Pengenalan Literasi Digital
1.1 Apa itu Teknologi Digital?
1.2 Perangkat Teknologi: Komputer, Tablet, dan Smartphone
1.3 Mengenal Aksesibilitas di Perangkat Digital
Panduan Praktek : Mengenal Perangkat Teknologi melalui Media Visual dan Interaktif
Bab 2: Penggunaan Komputer Untuk Siswa Berkebutuhan Khusus
2.1 Menyalakan dan Mematikan Komputer
2.2 Mengenal Keyboard dan Mouse (dan alternatif akses: switch, eye-tracker)
2.3 Navigasi Dasar Sistem Operasi
Panduan Praktek : Latihan Mengetik dan Navigasi Mouse (atau alat bantu akses lainnya)
Bab 3: Teknologi Asistif dan Inklusivitas Digital
3.1 Teknologi Bantu untuk Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa, dll.
3.2 Aplikasi Inklusif yang Direkomendasikan
3.3 Mendesain untuk Semua: Prinsip Universal Design
Panduan Praktek : Eksplorasi Aplikasi Asistif (dengan guru pendamping)
Bab 4: Internet dan Keamanan Daring
4.1 Apa itu Internet?
4.2 Cara Aman Menggunakan Internet
4.3 Mengenal Risiko: Penipuan, Konten Tidak Pantas, dan Perundungan
4.4 Etika Berinternet (Digital Etiquette)
Panduan Praktek : Simulasi Akses Internet Aman untuk Semua Jenis Disabilitas
Bab 5: Komunikasi Digital
5.1 Mengenal Email dan Chat
5.2 Penggunaan Media Sosial secara Bijak
5.3 Alternatif Komunikasi: Video Call, Voice Note, dan Bahasa Isyarat Digital
Panduan Praktek : Praktik Kirim Email dan Komunikasi Melalui Aplikasi
Bab 6: Produktivitas Digital
6.1 Menulis dan Menggambar di Komputer
6.2 Mengenal Aplikasi Microsoft Word dan Google Docs
6.3 Presentasi Sederhana dengan PowerPoint/Canva
Panduan Praktek : Membuat Cerita Bergambar atau Slide Presentasi Pribadi
Bab 7: Kreativitas dan Ekspresi Diri
7.1 Mengedit Foto dan Video Sederhana
7.2 Membuat Konten Digital: Poster, Video, dan Podcast
7.3 Aplikasi Kreatif yang Ramah Disabilitas
Panduan Praktek : Proyek Mini Membuat Poster atau Video Diri Sendiri
Bab 8: Mengenal Dunia Kerja dan Kewirausahaan Digital
8.1 Profesi Digital yang Inklusif
8.2 Mengenal Platform Freelance
8.3 Membuat Portofolio Digital untuk Penyandang Disabilitas
Panduan Praktek : Simulasi Membuat Portofolio Sederhana
Penutup
Evaluasi Diri dan Refleksi Pembelajaran
Daftar Aplikasi dan Alat Aksesibilitas
Glosarium Digital
Referensi
Profil Penulis
Referensi
Output Digital Skills 2025
Dokumen Pendukung
Referensi
- https://infoproyek80.blogspot.com/2025/06/panduan-layanan-disabilitas.html
- https://infoproyek80.blogspot.com/2025/07/diskusi-pedoman-dissabilitas.html
- https://docs.google.com/presentation/d/1IprjEG8_F9FC8k3C90OyhnEF6J-0HTuW/edit?slide=id.p5#slide=id.p5
- https://infoproyek80.blogspot.com/2025/06/panduan-layanan-disabilitas.html
- https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/Diksus-BG-Fisik.pdf
- https://sapdajogja.org/wp-content/uploads/2021/07/PANDUAN-MEDIA-AKSESIBEL.pdf
- https://kemdiktisaintek.go.id/wp-content/uploads/2025/04/Panduan-ULD-2025-ver2104.pdf
- https://pld.ub.ac.id/wp-content/uploads/BUKU-PANDUAN.pdf
- https://drive.google.com/file/d/180lE-obM1xEWZQROwC9yeWKouNfarGjS/view
- https://drive.google.com/drive/folders/1ces7zRlMzBMUDKnPQevtD4ZWGweAu7oK
- https://drive.google.com/drive/folders/1FuD6nv_a7NVR0jtOquMhqcyD-J4-JPMQ
- https://drive.google.com/file/d/194UDkkMtdnfJ2Trj2z2gAUlmUYkCe7xv/view?usp=drive_link
- https://drive.google.com/drive/folders/1qCdCCb0uluV-Nvssc7SCfanFIwprJVPW
Desain cover buku edukasi dengan nuansa profesional dan ramah anak, mengusung tema pendidikan keterampilan. Gunakan komposisi vertikal dan tata letak modern.
Spesifikasi desain:
Judul utama: "Pendidikn Abad 21 & Digital Skill"
Kata "Digital Skill" ditekankan dengan latar biru cerah dan huruf kapital putih tebal.
Font modern dan tegas (sans-serif), warna hitam dan biru kontras.
Logo sponsor/instansi di bagian atas:
Deretan logo: Kemendikbud, Pemerintah Daerah Jawa Timur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), UNICEF.
Ukuran kecil dan sejajar horizontal.
Subjudul:
"Kerjasama United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember - ITS dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur"
Font kecil dan rapi, warna hitam.
Ilustrasi foto di bagian bawah:
Tiga karakter siswa di latar depan:
Siswa SMA perempuan mengenakan jilbab dan seragam abu-abu muda, berjongkok sambil memegang laptop.
Siswa SMA laki-laki menunjukkan sesuatu di layar laptop.
Siswa SMA perempuan penyandang disabilitas memakai kursi roda melihat layar laptop dengan penasaran.
Latar belakang buram dengan pola grafis geometris abu-abu.
Warna seragam dan elemen desain disesuaikan dengan identitas sekolah di Indonesia.
Warna dominan: putih, abu-abu muda, biru muda, aksen hitam.
Nuansa keseluruhan:
Edukatif, inklusif, modern, dan menyampaikan kolaborasi antara lembaga.
Tata letak simetris dan bersih.
Cocok untuk modul pembelajaran formal.