Minggu, 10 Agustus 2025

Aku Bukan Sekadar Perempuan: Kisah Seorang Remaja Perempuan yang Menemukan Kekuatan Lewat Teknologi

 Aku Bukan Sekadar Perempuan: Kisah Seorang Remaja Perempuan yang Menemukan Kekuatan Lewat Teknologi

Program Skills4Girls menginspirasi lebih dari 3.000 remaja perempuan dan laki-laki di Jawa Timur untuk menciptakan solusi atas permasalahan dunia nyata.









“Kita kan perempuan—kenapa pilih teknologi?” tanya teman Nikmah dengan nada penasaran. Ia terkejut melihat keputusan Nikmah memilih topik teknologi, alih-alih pilihan topik yang lebih umum untuk remaja perempuan seperti tata boga atau menjahit. Pertanyaan itu tidak membuat Nikmah mundur. Sebaliknya, justru menyalakan semangat di dalam dirinya. "Aku merasa terdorong. Meskipun aku perempuan, aku ingin terus belajar tentang teknologi digital. Aku juga bisa!" kata Nikmah pada dirinya sendiri.

Nikmah berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga sekaligus pengasuh yang juga kerap membantu masyarakat sekitar. perjalanan Nikmah di dunia teknologi dimulai tanpa pengalaman sama sekali. Namun, ia sadar bahwa keterampilan digital bisa membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik, dan itulah mengapa ia bergabung dengan program Skills4Girls, sebuah inisiatif untuk membekali remaja perempuan dengan keterampilan digital yang telah diterapkan di sekolah Nikmah di Provinsi Jawa Timur.

Setiap tahun, program ini menjangkau remaja, terutama remaja perempuan seperti Nikmah dan teman-temannya, yang berasal dari latar belakang rentan. Program ini membantu menjembatani kesenjangan antara keterampilan yang dibutuhkan remaja perempuan dengan tuntutan dunia kerja di abad ke-21.

Mengikuti program ini membuat saya percaya bahwa saya juga bisa seperti teman-teman saya yang paham teknologi. Tapi saya harus belajar secara perlahan,” kenangnya saat pertama kali mengenal teknologi. “Dalam dunia teknologi, saya percaya bahwa berpikir kritis adalah kunci untuk mencapai hasil yang kita butuhkan,” ujarnya, menekankan pentingnya melakukan sesuatu yang ia cintai.

Program Skills4Girls ini telah dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia sejak tahun 2022. Di Provinsi Jawa Timur, melalui kemitraan dengan pemerintah provinsi, program ini menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib yang diterapkan di sekolah menengah atas formal maupun nonformal, untuk mendukung remaja dengan hambatan finansial dalam memperoleh keterampilan yang dibutuhkan sebelum memasuki dunia kerja.

Melalui program Skills4Girls, para pelajar, terutama remaja perempuan dari latar belakang kurang beruntung, belajar untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan pribadi dan komunitas mereka. Para remaja perempuan mengembangkan keterampilan-keterampilan penting seperti literasi digital, kreativitas, pemecahan masalah, dan kewirausahaan dan berusaha memecahkan isu-isu yang memengaruhi kehidupan mereka secara pribadi dan juga masyarakat sekitar.

Para ahli industri di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM), banyak di antaranya adalah perempuan, berperan sebagai panutan dan sosok inspiratif bagi peserta program Skills4Girls, menginspirasi remaja perempuan dan menunjukkan bahwa karier di bidang STEM bukan hanya untuk laki-laki, tetapi bahwa perempuan juga memiliki tempat di dunia teknologi. Pendekatan ini sejalan dengan temuan studi UNICEF kawasan Asia Timur dan Pasifik mengenai Dukungan Transisi Karier STEM bagi Perempuan di ASEAN, yang menyoroti Indonesia, menyatakan bahwa norma sosial dapat membatasi pilihan karier perempuan serta menurunkan rasa percaya diri mereka dalam mengejar keterampilan tinggi atau profesi di bidang non-tradisional seperti STEM. Oleh karena itu, kehadiran mentor ahli, khususnya perempuan muda di sektor ini, dapat menjadi katalis atau penggerak yang membimbing remaja perempuan dalam merancang jalur karir dan memasuki dunia kerja.


Nikmah, bersama remaja perempuan lainnya, mengikuti pelatihan intensif selama beberapa bulan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah untuk mengembangkan kemampuan digital dan kewirausahaan sebagai bagian dari partisipasi mereka dalam program Skills4Girls. Selain pelatihan keterampilan digital untuk merancang prototipe ide solusi mereka dan pengembangan rencana bisnis untuk mengembangkan solusi tersebut, para remaja perempuan juga mendapatkan manfaat dari kegiatan pendampingan (mentoring) guna mempersiapkan mereka bertransisi ke dunia kerja.

Hasilnya, Nikmah kini memiliki pengetahuan, semangat, dan keterampilan yang membawanya menciptakan sebuah aplikasi bernama Peluk Kamu. “Aplikasi ini adalah solusi untuk membantu remaja lain seperti saya menemukan ruang aman untuk berbagi cerita, mencurahkan isi hati tentang masalah yang mereka hadapi,” jelas Nikmah. Aplikasi ini juga memiliki fitur yang memungkinkan pengguna mengakses konseling profesional dan mempelajari lebih lanjut mengenai kesehatan jiwa.


Kesuksesan Nikmah tidak terjadi dalam semalam. Perjalanan itu tumbuh berkat bimbingan mentornya, Atik Roisanah, seorang pelatih keterampilan digital di sekolah tempat Nikmah belajar. “Dia anak yang introvert, tapi rasa ingin tahunya besar,” kenang Atik saat pertama kali bertemu Nikmah ketika mencari siswa-siswi yang memiliki potensi di bidang keterampilan digital di sekolahnya. Atik terkejut saat mengetahui bahwa di balik sikap pendiam Nikmah tersimpan semangat besar. “Saya ingat ketika saya mengajukan satu ide, dia justru kembali dengan solusi yang lebih matang dari saya. Dia punya semangat, dan siap melangkah ke depan,” tambahnya.


Asmaul, kepala sekolah Nikmah, turut merasakan kebanggaan ini dan yakin bahwa perjalanan Nikmah akan menginspirasi banyak orang. “Anak perempuan harus mengenal teknologi sejak dini. Mereka harus belajar menggunakannya secara bijak dan aman,” ujarnya.


Sebelum mengikuti program tersebut, Nikmah tidak pernah mempertimbangkan untuk melanjutkan kuliah karena ia merasa hal tersebut adalah hal yang mustahil: “Situasi keuangan keluarga saya tidak memungkinkan kami membayar biaya kuliah,” ungkapnya. Namun, partisipasinya dalam program Skills4Girls memberinya semangat baru untuk mencari cara mengatasi hambatan tersebut, demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.


Perjalanan Nikmah merupakan contoh nyata betapa keterampilan digital dapat mengubah kehidupan remaja, terutama remaja perempuan. Berdasarkan studi Women in STEM in the Asia Pacific yang dirilis UNDP pada tahun 2024, di Indonesia, hanya 25 persen lulusan pendidikan tinggi di bidang teknik yang merupakan perempuan, dan hanya 35 persen lulusan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah perempuan. Banyak anak dan remaja perempuan seperti Nikmah, terutama dari daerah terpencil atau termarjinalkan, tidak memiliki akses terhadap pendidikan dan peluang kerja berkualitas di bidang STEM dan digital. Hal ini berdampak pada rendahnya partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja, terutama dalam sektor ekonomi dengan penghasilan tinggi, serta kesenjangan upah yang signifikan bagi perempuan dibandingkan laki-laki.

Sejak diluncurkan pada tahun 2022, program ini telah menjangkau lebih dari 100.000 remaja perempuan dan laki-laki melalui sekolah-sekolah di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur dengan dukungan dari Clé de Peau Beauté. Program ini menyediakan pendekatan inovatif dalam pengembangan keterampilan bagi remaja, yang sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia dalam memperkenalkan bidang STEM dan mempersiapkan siswa untuk kehidupan kerja setelah menempuh pendidikan formal.


Dr. Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai pendukung kuat pembelajaran STEM bagi perempuan, meyakini bahwa gender tidak boleh menjadi penghalang dalam pendidikan maupun dalam mewujudkan mimpi anak perempuan. “Teknologi tidak melihat gender. Ia adalah bagian dari kehidupan. Semua orang menggunakan teknologi, dan semua orang harus memahaminya karena perannya dalam kehidupan sehari-hari. Laki-laki dan perempuan setara—ketika mereka menguasai teknologi, mereka dapat memahami apa pun, termasuk pengembangan diri mereka sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, Nikmah baru saja memulai perjalanannya dan memiliki pesan kuat bagi para remaja perempuan lain yang ingin sukses di bidang teknologi. “Harapan saya, semakin banyak anak perempuan yang menjadi lebih berani mencoba hal-hal baru, seperti teknologi dan sains. Perempuan dan laki-laki sama-sama mampu mempelajari teknologi. Kita memiliki hak yang sama untuk belajar teknologi dan sains,” ujar Nikmah.


Referensi

https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/aku-bukan-sekadar-perempuan-kisah-seorang-remaja-perempuan-yang-menemukan-kekuatan-lewat

https://www.unicef.org/eap/reports/supporting-stem-career-transitions-girls-asean-spotlight-cambodia-indonesia-and-vietnam

https://www.unicef.org/eap/media/14556/file/Girls%20and%20STEM.pdf

https://www.unicef.org/eap/media/14601/file/Study%20Report_Supporting%20STEM%20Career%20Transitions%20for%20Girls%20in%20ASEAN.pdf

https://www.undp.org/sites/g/files/zskgke326/files/2024-04/women_in_stem_asia_pacific_study_updated.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar