Kamis, 27 November 2025

Awarding Digital Skills 2025


Saya baru saja menonton video tentang Richard Feynman. Fisikawan jenius. Peraih Nobel.
Isinya menarik. Inspiratif. Feynman bercerita tentang masa kecilnya. Saat ia berjalan-jalan di hutan bersama ayahnya. Sang ayah menunjuk seekor burung.
"Lihat burung itu?" kata ayahnya. "Orang Italia menyebutnya chutoto lapida. Orang Portugis bilang bom da. Orang Tiongkok menyebutnya chung long ta."
Lalu ayahnya melanjutkan kalimat yang mengubah hidup Feynman selamanya. "Kamu bisa menghafal nama burung itu dalam semua bahasa di dunia. Tapi, setelah itu, kamu tetap tidak tahu apa-apa tentang burung itu."
Kita sering terjebak di situ. Pendidikan kita sering terjebak di situ.
Kita sibuk menghafal nama. Menghafal definisi. Menghafal rumus. Kita merasa sudah pintar kalau tahu istilah teknisnya.
Padahal itu baru kulit. Belum isinya. Mengetahui nama burung berbeda dengan memahami perilaku burung. Mengapa ia mematuk bulunya? Mengapa ia terbang rendah sebelum hujan?
Feynman menyebutnya understanding. Pemahaman. Namun, dalam dunia pendidikan modern, kita menyebutnya analytical thinking, critical thinking.
Pikiran saya lantas melayang ke acara kemarin, Rabu, 27 November. Saya memberikan sambutan di acara Demo Day Digital Skills Programme. Sebuah kerja "keroyokan" antara ITS, UNICEF, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya [1]. Tentu hadir dan memberikan sambutan di acara ini, Ibu Katheryn Bennett - Chief of Education  UNICEF Indonesia, dan Pak Aries Agung Paewai - Kepala Dinas Pendidikan Prov Jatim.
Saya melihat ratusan anak muda di sana. Generasi Z. Generasi yang sering kita labeli "kecanduan gadget".
Tapi di acara itu, saya melihat "Feynman-Feynman muda".
Mereka tidak sedang menghafal definisi coding. Mereka tidak sedang ujian tertulis menghafal apa itu Internet of Things (IoT). Mereka bahkan melampaui level pemahaman. Mereka sudah sampai di level mencipta.
Ada yang membuat alat penyiram tanaman otomatis karena melihat ayahnya kelelahan di ladang. Ada yang membuat aplikasi pemantau sampah. Ada yang bikin website desa wisata.
Totalnya ada 203 aplikasi website. 88 aplikasi mobile. 33 aplikasi IoT.
Mereka bertanya "kenapa". Kenapa masalah ini ada? Bagaimana teknologi bisa menyelesaikannya? Lalu mereka menerjemahkan jawaban itu menjadi sebuah produk. Nyata. Bisa disentuh. Bisa dipakai.
Inilah esensi pembelajaran. "Force your brain to think!"
Feynman bilang, cara terbaik belajar adalah dengan memvisualisasikan. Jika kamu belajar atom, bayangkan kamu adalah partikel kecil yang saling bertabrakan.
Saat masa kuliah, ia sering menghabiskan waktu lebih lama untuk mencerna, menganologi sehingga memiliki pemahaman. Feynman memiliki standar, apa yang disebut paham. Yakni, mempu menjelaskan hal kompleks secara sederhana bahkan kepada anak kecil. 
Anak-anak di Program Digital Skills ini melakukan hal yang sama. Mereka membayangkan solusi, lalu mewujudkannya lewat baris-baris kode. Mereka bukan lagi konsumen teknologi. Mereka kreator.
Mereka adalah Digital Native yang sesungguhnya.
Tahun 2025 ini istimewa. Program ini dimulai tahun 2023 dan semakin berdampak. Bukan hanya anak SMA necis yang ikut. ITS dan UNICEF merangkul mereka yang sering terlupakan. Sekolah non-formal. Anak-anak putus sekolah. Remaja disabilitas. Kelompok rentan.
Bahkan, peserta siswinya jauh lebih banyak daripada siswa.
Ternyata? Hasilnya sama hebatnya. Ini membuktikan satu tesis Feynman yang lain. Jenius itu bukan bakat lahir. Jenius itu kebiasaan.
Kebiasaan untuk penasaran. Kebiasaan untuk tidak takut salah. Kebiasaan untuk tidak sekadar menerima "katanya buku".
Kita sedang menyiapkan Generasi Emas 2045. Masih 20 tahun lagi. Tapi landasannya harus dibangun sekarang.
Kalau kita hanya mencekoki mereka dengan hafalan "nama burung", Indonesia Emas hanya akan jadi slogan. Kosong.
Tapi kalau kita ajak mereka berpikir seperti Feynman. Kritis, mendasar, solutif, dan mencipta. Lalu kita beri mereka senjata bernama Digital Skills, ceritanya akan lain.
Merekalah yang akan memimpin negeri ini saat usianya satu abad nanti. Mereka tidak akan canggung bersaing dengan anak muda di Silicon Valley atau Shenzhen. Karena mentalnya sudah terbentuk. Mental pemecah masalah.
Terima kasih Pemprov Jatim. Terima kasih Dinas Pendidikan Jatim. Terima kasih Dinas Kota Surabaya. Terima kasih UNICEF.
Apresiasi khusus tentu patut diberikan kepada tim ITS. Pak Fajar Baskoro, Pak M. Zainul Asrori, dan segenap tim pelaksana serta tim mentor.
ITS berperan penting di sini. Tidak hanya di Digital Skill Programme. Dalam program SMA Double Track milik Pemprov Jatim itu, ITS adalah mitra akademis yang merancang "dapur"-nya. Mulai dari menyusun kurikulum, melatih ribuan trainer, hingga membangun sistem digitalnya [2].
Program Digital Skills ini lantas hadir sebagai penguat utama bagi kompetensi digital. Sementara, SMA Double Track berfokus pada kompetensi kewirausahaan.
Sebuah kerja sunyi, terstruktur, dan masif yang berbuah Rekor MURI atas prestasi ribuan kelompok usaha siswa [3].
Saya jadi teringat kata penutup Feynman di video itu. "Understanding isn't about being smart. It's about caring enough to actually think."
Memahami itu bukan soal jadi pintar. Tapi soal kepedulian untuk mau berpikir.
Anak-anak Jawa Timur ini sudah mulai berpikir. Mereka peduli. Dan itu, modal yang sangat mahal.

News 

  1. https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/demoday-digital-skill-2025-jadi-bukti-pelajar-perempuan-di-jatim-melek-teknologi-26JncXrDHMC
  2. https://jatim.jpnn.com/jatim-terkini/41493/siswa-putri-jadi-motor-inovasi-digital-di-jatim-unggul-dalam-stem-dan-iot
  3. https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2025/remaja-putri-sma-double-track-jatim-unggul-dalam-penguasaan-stem/
  4. https://surabaya.inews.id/read/655059/pelajar-perempuan-jawa-timur-dominasi-program-penguatan-stem-dan-keterampilan-digital
  5. https://surabaya.tribunnews.com/surabaya-metro/1923197/sma-double-track-jatim-unjuk-karya-di-demo-day-2025-inovasi-siswa-dapat-apresiasi-tinggi#google_vignette
  6. https://maklumat.id/program-keterampilan-digital-unicef-di-jatim-jangkau-8000-siswa-60-remaja-perempuan/
  7. https://surabaya.tribunnews.com/surabaya-metro/1923197/sma-double-track-jatim-unjuk-karya-di-demo-day-2025-inovasi-siswa-dapat-apresiasi-tinggi
  8. https://ketik.com/berita/double-track-sman-1-gondangwetan-pamerkan-produk-unggulan-di-demoday-digital-skills
  9. https://surabaya.tribunnews.com/surabaya-metro/1923189/siswa-sma-jatim-pamerkan-inovasi-teknologi-di-demo-day-program-digital-skills-surabaya
  10. https://surabaya.inews.id/amp/655059/pelajar-perempuan-jawa-timur-dominasi-program-penguatan-stem-dan-keterampilan-digital
  11. https://suaraindonesia.co.id/news/news/6926b7c8dfa02/Unicef-Tegaskan-Pentingnya-Perluasan-Akses-Kreatif-Digital-bagi-Pelajar
  12. https://harianbhirawa.co.id/demo-day-wadah-unjuk-karya-inovatif-siswa-sma-double-track/
  13. https://beritajatim.com/unicef-perluas-akses-keterampilan-digital-untuk-pelajar-jawa-timur
  14. https://www.radarbangsa.com/news/57422/jatim-perkuat-sdm-pelajar-lewat-pelatihan-digital-stem

Rabu, 19 November 2025

Ringkasan Program

 




Data Infografis

Digital SKills 2025 Dalam Angka
1. 40 Sekolah Formal Penyelenggara Program Digital Skills
2. 10 Sekolah Non Formal Penyelenggara Program Digital Skills
3. 106 Pengimbasan Program Digital SKills di sekolah pelaksana double track
4. Juumlah Siswa di 106 sekolah adalah 2.655 (Wanita=1593 dan pria=1062)
5. Jumlah Siswa 2025 terlibat adalah 1.255 (Wanita= 683 dan Pria = 567, Disabilitas 5)
6. Jumlah siswa 2023-2024 terlibat 7000
7. Digital SKills Tersebar di 30 Kabupaten di Jatim
8. Data Trainer Pendidikan Formal = 40
9. Data Trainer Pendidikan Non Formal = 10
10. Data Tim Mentor = 15 (Akademisi dan Praktisi), 7 Mentor Perempuan, 8 Mentor Pria
Luaran Produk Digital
- 484 Aplikasi Digital berbasis Gen AI
- 1.171 Poster Kampanye Sosial
- 713 Poster Promosi Produk
- 785 Portofolio Digital
Luaran Proyek Solusi yang berdampak masyarakat
- 203 Aplikasi Website
- 88 Aplikasi Mobile
- 25 Aplikasi website & Mobile
- 33 Aplikasi IoT
- 106 Non Aplikasi
Hasil Maping Perencanaan Karir Siswa
- Konten kreator 489
- Proyek manajer 65
- Penulis konten 42
- Data analysis 31
- Digital marketing 118


Data Sekolah

SMA NEGERI 1 PESANGGARAN BANYUWANGI
SMA NEGERI 1 TEGALDLIMO BANYUWANGI
SMA NEGERI 1 KADEMANGAN BLITAR
SMA NEGERI 1 TAMBAKREJO BOJONEGORO
SMA NEGERI 1 PUJER BONDOWOSO
SMA NEGERI 1 SINE NGAWI
SMA NEGERI 4 PAMEKASAN PAMEKASAN
SMA NEGERI 1 KANDANGAN KEDIRI
SMA NEGERI 1 PUNCU KEDIRI
SMA NEGERI 1 PURWOASRI KEDIRI
SMA NEGERI 1 SARADAN MADIUN
SMA NEGERI PILANGKENCENG MADIUN
SMA NEGERI 1 BARAT MAGETAN
SMA NEGERI 1 KARAS MAGETAN
SMA NEGERI 1 BANTUR MALANG
SMA NEGERI 1 PAGAK MALANG
SMA NEGERI 1 TUREN MALANG
SMA NEGERI 1 BERBEK NGANJUK
SMA NEGERI 1 WIDODAREN NGAWI
SMA NEGERI 1 NGADIROJO PACITAN
SMA NEGERI 1 TEGALOMBO PACITAN
SMA NEGERI 1 PADEMAWU PAMEKASAN
SMA NEGERI 1 GONDANGWETAN PASURUAN
SMA NEGERI 1 PAITON PROBOLINGGO
SMA NEGERI 3 SAMPANG SAMPANG
SMA NEGERI 1 PANJI SITUBONDO
SMA NEGERI 1 KARANGAN TRENGGALEK
SMA NEGERI 1 PULE TRENGGALEK
SMA NEGERI 1 KALIDAWIR TULUNGAGUNG
SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG
SMA PROGRESIF BUMI SHALAWAT SIDOARJO
SMA NEGERI 1 TULAKAN PACITAN
SMA NEGERI 1 ASEMBAGUS SITUBONDO
SMA NEGERI 1 KASIMAN BOJONEGORO
SMA NEGERI 1 GURAH KEDIRI
SMA Negeri 1 TUMPANG MALANG
SMA NEGERI 1 NGORO MOJOKERTO
SMA NEGERI 1 GONDANGLEGI MALANG
SMA NEGERI TARUNA NALA MALANG
SMA NEGERI 3 TARUNA ANGKASA MADIUN

Data PKBM
DATA PKBM
1. SKB NEGERI SURABAYA
2. PKBM YASDIKRAMA
3. PKBM ANAK PANAH
4. PKBM INSAN CERDAS INDONESIA
5. PKBM VARIAN CENTER
6. PKBM MELATI
7. PKBM KUSUMA WIJAYA
8. PKBM PERMATA BANGSA
9. PKBM MEKAR ASRI
10. PKBM KHAIRUNNAS
11. PKBM AT-TIEN


Canva Communit Lab

 








https://public.canva.site/canva-create-2025-community-labs

https://kumparan.com/hidayah-qudus/droptober-seru-seruan-bareng-canva-community-labs-tangerang-23wZ2op4j8x/4

Kamis, 13 November 2025

GEDSI dan Literasi Digital

 








Bimbingan Teknis Koding dan Kecerdasan Artificial

 














Bimbingan Konseling